Aku melepas lukaku untuk bertamasya di taman-taman itu.
Aku melebur kecewaku sebagai tawa paling riang di muka bumi.
Aku menggusur tanah kuburku setara mata.
Aku menggembala tolak-ukur di balik mata setelah luka.
Bisakah aku cemburu? Pada setiap kata yang luput dari mulutku. Bisakah aku cemburu? Pada titik temu terhadap waktu.
Kita saling merindu,
Pada kelakuan yang tak dapat terwakili.
Kita saling merindu,
Pada kehangatan khas aroma kasih yang telah bersih tercuci