Cherreads

Chapter 7 - Kopi Sore

Saat ku sesap lagi kopiku sore-sore, si kecewa datang lagi, mengenakan gaun yang pernah kubelikan dengan harap.

Ia duduk manis di sofa, menyisir rambutnya dengan jemari waktu yang sengaja tak menunggu.

Ia menyeduh teh dari air mataku, dan tertawa lirih, seolah tak sengaja.

Seolah aku yang sengaja mengiris bawang itu.

Katanya,

"Aku tak pernah diundang, tapi kau selalu menyediakan tempat."

Pintu rumahku tak berderit, karena kecewa punya kunci yang kubuat sendiri dari peluang.

"Tenang saja, aku akan sering mampir jika kau terus percaya tanpa tanya." sanggahnya.

Pagi-pagi buta ia menggosok gigi

dengan kata-kata manis yang kubilang semalam.

Kecewa sangat pandai merias luka, memolesnya jadi pelajaran, lalu menjualnya di toko kenangan.

Dan aku?

Masih memeluknya seperti sahabat.

Padahal ia perampok yang tak pernah menodong.

Ahhh kopiku terlalu sore untuk ku minum.

More Chapters