Cherreads

Chapter 114 - TAK BERGAMBAR

Disni, lebih banyak cerita tentang "aku" kadang juga dia dan kau.

Disitu, kotak kecil yang isinya harmonis seharum wangi bunga.

Sebelum menutup sebelah hidungnya, kotak itu ramah terhadap sesama, terlihat dari semua warga yang segan tak mau ambil resiko.

Kita semua punya kotak versi kita masing-masing bukan?

Lambat laun, kotak itu jadi usang, kotor, dan terbengkalai. Hanya saja, masih diisi. Jadi tak terkesan angker.

Namun sesungguhnya, kotak usang itu adalah terjemahan dari keangkeran masa silam.

Dimana peperangan sesama darah, bertumpah darah.

Mungkin, umum sekali peperangannya. Tapi, ketahuilah bahwa siapapun yang 'dilibatkan' itu tak menghendaki dirinya ikut andil.

Setelah masa harmonis, jadi miris dibuatnya.

Identitas pelaku disembunyikan meski persatuan telinga kiri sudah akrab.

Sederet tragedi yang menjadikannya angker, bukan karena sok jago hal layak pitung. Justru perkumpulan darah ini lima level di atasnya.

Kasihan sekali atapnya, binatang kecil yang kerap mencari nafkah dari kayu reot meningkatkan populasinya dengan signifikan. Diikuti oleh binatang kecil berkaki empat lainnya yang turut meramaikan kotak tersebut. Sebuah pintu, adalah baris terdepan yang menghendaki orang-orang masuk dan keluar. Cerminan kulit terluar dari angkernya kotak tersebut, tak pernah disucikan.

Bahkan warnanya jadi natural, berbaur dengan angin dan macam-macam debu serta suhu dingin ruang.

Ternyata, aku di dalamnya.

Memasuki ruang pertama bak lorong yang sama bersihnya dengan gorong-gorong. Kulihat, alat-alat pembersih begitu lengkap.

Aku malah menuntut kesaksian pengki yang bengkok ke atas. Dia bersaksi, suhu ruang yang panas membengkokkan mulut pelastiknya saking tak disentuh tangan manusia.

Aku baru saja membahas suasana ruangnya, bulu kudukku merinding mendengar suara orang tak bergambar.

More Chapters