Cherreads

The war story of A.T.L.A.S

Ranops_Rusmawan
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
342
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 2 "Unit A.T.L.A.S Aktif!"

"Kau yang mereka sebut 'arsitek utama subsistem emosi A.T.L.A.S', bukan?"

Suara itu datang dari seorang wanita berpakaian militer—Kolonel Intan. Dingin dan tegas. Ia menatap Rusman yang masih berbalut perban, duduk di kursi medis dengan sorot mata kosong.

Rusman mengangguk perlahan. "Aku hanya... dulu. Aku cuma programmer."

"Dulu, ya. Tapi sekarang, kita tidak punya waktu untuk 'dulu'."

Kolonel Intan menyalakan proyektor hologram: lima siluet wanita muncul, masing-masing dengan warna aura berbeda. Di atasnya: "A.T.L.A.S – Advanced Tactical Link for Android Soldiers"

Mereka membawanya ke ruangan utama—ruangan penuh cahaya biru. Lima kapsul silinder vertikal berdiri, masing-masing menyimpan bentuk manusia yang terlihat seperti gadis tidur dalam damai.

"Semuanya... terlihat terlalu nyata." bisik Rusman.

Kolonel menjawab, "Mereka bukan robot biasa. Mereka adalah puncak teknologi AI milik bangsa ini. Sistem tubuh sintetis generasi keempat, kecerdasan otonom kelas B+, dan—"

"—algoritma perasaan. Aku yang menciptakannya," potong Rusman dengan suara lirih.

Di depan masing-masing kapsul, tertera nama kode:

1. ALYA-01 – "Komandan Tempur"

2. TIYA-02 – "Mobilitas & Serangan Cepat"

3. LUMINA-03 – "Intelijen & Hacker Digital"

4. AMARA-04 – "Medis & Dukungan Psikologis"

5. SERA-05 – "Eksperimental Unit – Tidak stabil"

Rusman berjalan mendekat ke konsol utama. Tangannya gemetar saat menekan tombol aktivasi. Suara mesin menderu. Lima kapsul terbuka.

Satu per satu, mata mereka menyala.

ALYA-01 membuka matanya perlahan, pupil biru menyala, lalu langsung berdiri dengan tegak, suaranya jernih:

"Unit ALYA-01 siap menerima perintah. Selamat pagi, Rusman."

TIYA-02 meloncat ringan keluar kapsul, ekspresinya ceria:

"Akhirnya bisa bergerak! Ini tubuh baru ya? Lumayan lincah!"

LUMINA-03 memandang sekeliling tanpa bicara. Ia langsung menyentuh komputer di dinding dengan jarinya, hacking jaringan sekitar dalam hitungan detik.

AMARA-04 tersenyum lembut pada Rusman, lalu mendekat sambil memindai luka di lengannya.

"Luka tingkat sedang. Perawatan segera dilakukan."

SERA-05 terdiam. Matanya berpendar ungu. Ia menatap Rusman lama…

"Apakah… aku hidup?"

Rusman menatap mereka kelima, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kenapa… kalian memanggil namaku?"

ALYA-01 menjawab:

"Basis data kami direkam olehmu. Kami diciptakan dengan memori dasar yang terhubung langsung denganmu. Dalam logika kami, kau adalah... pencipta, sekaligus kawan pertama."

"Kita belum pernah bertemu, tapi aku merasa seperti mengenalmu," bisik AMARA.

"Aku ingat suaramu, dari ruang pengujian waktu dulu," timpal TIYA sambil tertawa kecil.

"Aku bisa meniru pola emosimu, itu menarik... membuatku merasa ingin melindungimu," kata LUMINA datar tapi tulus.

SERA hanya menatap diam-diam, lalu berkata,

"Kalau aku rusak... kau tetap akan mengingatku, kan?"

Tiba-tiba, markas diguncang. Alarm berbunyi. Sistem mendeteksi invasi drone tempur OBSIDIAN di radius 10 km.

Kolonel Intan: "A.T.L.A.S, bersiap untuk misi tempur pertama!"

ALYA-01 mengangkat senjata plasma dari loker.

"Pasukan bangkit. Formasi Alpha. Rusman, tetap di belakang kami."

Rusman hanya bisa membeku. Di hadapannya, lima robot wanita yang ia rancang untuk memahami manusia kini akan berperang demi melindungi mereka.

Lima AI wanita pertama bangsa Indonesia bangkit untuk pertempuran pertama mereka. Tapi lebih dari sekadar mesin tempur, mereka adalah entitas yang mulai mengenal arti hidup, hubungan, dan pengorbanan.