Cherreads

Chapter 8 - 8

"Cepat Tuan Shiren. Walaupun senjata rahasia yang engkau miliki telah melukainya, aku yakin dan percaya dia akan mencari penawarnya,"

Pinta salah seorang utusan kaisar Ling Qiang seraya tergesah-gesah berlari menuju ke arah pesisir.

"Penawar?"

Tuan Shiren berlari mengikuti utusan dari kaisar Ling Qiang, "Kalau dia mampu mencari penawar dalam waktu tiga hari, maka dia akan sembuh. Tapi, jika tidak mendapatkan penawarnya dan dia tidak kembali lagi kesini, maka dia akan terus menderita seumur hidup."

"Baiklah. Tapi setidaknya kita masih bisa menghabisi para pengawal yang sama jahanamnya dengan dia,"

Cetus utusan kaisar Ling Qiang.

"Jangan bertindak yang senonoh. Para pengawalnya tidak bersalah dalam hal ini, mereka hanya menjalankan perintah dari manusia jahanam itu karena takut dibantai,"

Cetus Tuan Shiren, memaklumi perbuatan dari orang-orang yang dibawa oleh kaisar Ling Qiang.

"Apa?"

Salah satu utusan kaisar Ling Qiang mempercepatkan langkahnya, "Setelah membunuh orang-orang yang tidak bersalah, masih pantaskah engkau mengampuni mereka, Tuan?"

"Mereka tidak patut dikatakan sebagai prajurit,"

Pinta utusan dari kaisar Ling Qiang lainnya dengan tatapan yang sangat sinis mengarah kepada Tuan Shiren, "Seorang prajurit sejati, selalu siap sedia mempertaruhkan nyawanya demi keadilan. Sedangkan mereka, hanyalah tikus-tikus liar yang tidak patut untuk dipelihara."

Walaupun ketiganya merupakan utusan dari kaisar Ling Qiang, kali ini mereka benar-benar berpihak pada Tuan Shiren dan berniat menghabisi beberapa pengawal kaisar Ling Qiang yang merupakan dibawah naungan ketiga orang utusan tersebut.

"Apakah kalian tidak diajarkan untuk berbuat adil?"

"Pantaskah kalian menjadi seorang prajurit dengan sikap dan perbuatan kalian yang sama seperti dia, manusia serakah itu!"

Mendengar itu, salah seorang pasukan dari kaisar Ling Qiang menghentikan langkahnya serta mulai menoleh ke belakang. Sesaat dia berdiri terpaku dengan raut wajah yang sangat kaget.

"Pat... Patrias Milhaoner,"

Pintanya terbata-bata, dengan tatapan mata yang sangat lebar meratapi utusan dari kaisar Ling Qiang tersebut.

"Lingkaysang..."

Patrias Milhaoner melebarkan matanya, dia sangat kaget melihat salah satu bawahan kesayangannya menjalankan siasat buruk dari kaisar Ling Qiang, "Apakah perbuatanmu ini patut untuk dipuji?"

Tanyanya dengan tatapan yang berkaca-kaca.

"Pat... Patrias,"

Lingkaysang menundukkan kepalanya sesaat, sebelum memandangi Patrias Milhaoner dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan, "Maafkanlah bawahanmu, ini. Aku siap menanggung segala akibat dari perbuatan yang telah aku lakukan."

Lingkaysang memandangi pasukannya sesaat, sebelum mengahlikan pandangannya kembali kepada Patrias Milhaoner dan kedua utusan dari kaisar Ling Qiang serta Tuan Shiren.

"Aku telah siap menerima akibat dari perbuatan yang telah kulakukan,"

Lingkaysang memejamkan kedua matanya dan perlahan-lahan berlutut di hadapan patrias Milhaoner, "Aku akan tebus semua dosa yang telah kuperbuat, Patrias."

Patrias Milhaoner menatapnya dengan sangat dalam. Sedikit penyesalan mulai melintas menghantui benaknya, mengingat Lingkaysang ialah murid kesayangannya yang tidak pernah melakukan perbuatan yang senonoh. Tapi hanya karena kaisar Ling Qiang, Lingkaysang terjerumus masuk kedalam lingkaran orang-orang munafik.

Patrias Milhaoner memejamkan matanya, "Akan aku kabulkan permintaanmu,"

Sedikit tetesan air mata merinai membasahi pipinya.

Patrias Milhaoner kemudian mengayunkan pedang setinggi mungkin untuk menebas leher dari Lingkaysang yang telah siap menjemput maut demi menebus semua perbuatan yang telah dia lakukan.

"Maafkanlah aku..."

Cetus Patrias Milhaoner.

Lingkaysang tersenyum bahagia ketika mendengar kerasnya gelombang angin yang tercipta dari lajunya pedang yang diayunkan oleh Patrias Milhaoner, "Terima kasih karena telah membimbing aku sampai sejauh ini,"

Cetus Lingkaysang penuh penyesalan.

"Apa yang engkau lakukan terhadap bawahanmu?"

Tanya utusan dari kaisar Ling Qiang yang tidak jauh dari keduanya.

"Tidak! Berhenti!"

Kedua utusan dari kaisar Ling Qiang sama sekali sangat kaget melihat tindakan yang yang dilakukan oleh Patrias Milhaoner terhadap bawahan kesayangannya.

Tentu keduanya juga sangat kaget akan keberadaan Lingkaysang, yang terbilang cukup akrab dengan mereka berdua.

"Tidak!!! Hentikan!"

Teriak utusan dari Ling Qiang berlari sekencang mungkin untuk menangkis lajunya pedang dari Patrias Milhaoner.

Walaupun awalnya dia sama sekali tidak mau mengampuni perbuatan yang dilakukan oleh bawahan mereka, namun melihat Lingkaysang dia merasa sangat bersalah sebab baru kali ini Lingkaysang melakukan tindakan yang tidak wajar di mata mereka.

Sebelum utusan dari kaisar Ling Qiang mendekati keduanya, lajunya pedang dari Patrias Milhaoner telah mendekati leher Lingkaysang membuat harapannya untuk menyelamatkan Lingkaysang hancur seketika. Namun dari arah belakang utusan kaisar Ling Qiang, terdengar gelombang angin yang sangat kuat membawa sebuah benda yang tak kasat mata membuat seluruh tubuh utusan kaisar tersebut merinding.

Begitu Pula dengan Lingkaysang, dia merasakan gelombang angin yang sangat kuat dibandingkan dengan gelombang angin yang tercipta dari pedang Patrias Milhaoner melaju kencang di bagian kiri telinganya.

Lingkaysang yang berpikir akan mati sesaat lagi merinding penuh ketakutan. Bukan karena gentar menyambut mautnya, yang bagi dirinya telah tiba. Namun gelombang yang sangat kuat itu hadir untuk menahan lajunya pedang dari Patrias Milhaoner sehingga menghasilkan benturan yang sangat dahsyat terjadi di bagian kiri telinga Lingkaysang, yang menyebabkan tubuh sebelah kirinya seakan-akan mati rasa.

Sedangkan Patrias Milhaoner terlempar beberapa langkah dari Lingkaysang bersama pedang yang digenggamnya dengan tangan yang terus bergetar tanpa henti.

"Apa yang terjadi?"

Kedua utusan dari kaisar yang menyaksikan kejadian tersebut sangatlah terheran-heran.

Salah satu utusan dari kaisar Ling Qiang yang tadinya berlutut tidak berdaya menyaksikan Patrias Milhaoner memenggal kepala Lingkaysang, seketika mulai bangkit serta berlari lagi menghampiri Lingkaysang, "Apakah engkau baik-baik saja?" tanyanya.

"A... Aku baik... Saja,"

Jawab Lingkaysang terbata-bata.

Keduanya saling bertatapan sesaat, sebelum mengalihkan pandangan mereka kepada Patrias Milhaoner.

"Apa yang terjadi denganmu,"

Tanya utusan itu kepada Patrias Milhaoner.

"D... Dia, dia berniat melukaiku,"

Tunjuk Patrias Milhaoner ke arah Lingkaysang.

"Tidak! Bukan dia yang mau melukaimu,"

Pinta utusan kaisar itu dengan raut wajah yang penuh tanya.

"Dia adalah hantu. Akan aku habisi engkau,"

Pinta Patrias Milhaoner dengan tatapan yang sangat geram mengarah kepada Lingkaysang.

Walaupun pergelangan tangan patrias Milhaoner mengalami cedera akibat benturan yang terjadi, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa, oleh karena amarahnya terhadap Lingkaysang terus membara.

Patrias Milhaoner kemudian mempercepatkan langkahnya mendekati Lingkaysang, diayunkan lagi pedang untuk menebas leher Lingkaysang tanpa ada rasa iba di dalam diri karena berpikir Lingkaysang ingin melukainya.

Sebelum pedang tersebut hampir mendekati kulit luar dari leher Lingkaysang, sebilah pedang menangkis tebasan tersebut, sehingga pedang yang di genggam terlepas dari tangannya dan terlempar mengenai bongkahan batu yang berada di samping kanannya, membuat pedang Patrias Milhaoner patah menjadi dua bagian.

"Berani...."

Perkataannya terhenti ketika melihat orang yang menggagalkan tebasan tersebut tidak lain adalah Tuan Shiren sendiri.

"Tu... Tuan Shiren, apa yang engkau lakukan?"

Tanya patrias Milhaoner sedikit terbata-bata, sebelum melihat pedangnya yang patah menjadi dua bagian, serta retakan tanah yang dihasilkan dari pisau Tuan Shiren membuat seluruh tubuhnya bergetar tidak menentu.

"Bawahanmu tidak bersalah,"

Ucap Tuan Shiren dengan nada yang sangat datar.

"Setelah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi, engkau masih bisa mengampuninya,"

Cetus Patrias Milhaoner dengan sangat kaku.

"Tidak, aku tidak mengampuni perbuatannya. Tetapi aku juga tidak akan membiarkan kamu membunuhnya, hanya karena apa yang dilakukannya semata-mata ingin mempertahankan nyawa dari jahanam itu,"

Pinta Tuan Shiren dengan nada yang sangat datar, sebelum menatap kaisar Ling Qiang beserta pasukannya mulai melarikan diri dari daerah pesisir pulau Nugray ke kekaisaran Triani.

Lingkaysang yang berada dalam posisi berlutut kini mulai menundukkan kepalanya di depan kaki Tuan Shiren, karena merasa sangat senang Tuan Shiren masih dapat mengampuninya dengan menyelamatkan nyawanya, walaupun dia juga ikut membantai orang-orang yang tidak bersalah.

"Tuan... Aku bersedia menerima semua ini,"

Pinta Lingkaysang.

"Lingkaysang, apakah engkau benar-benar ingin mati,"

Tanya salah satu utusan dari kaisar Ling Qiang dengan tatapan yang penuh makna kepadanya.

"Aku bersedia, jikalau harus demikian."

"Engkau memang pantas dihukum, tetapi tidak dengan cara seperti ini."

"Tidak, aku memang pantas menerima semua ini,"

Pinta Lingkaysang dengan tatapan yang penuh makna terhadap Patrias Milhaoner.

"Bangun..."

Tuan Shiren menepuk pundak Lingkaysang, sebelum mengarahkan pandangannya kepada beberapa prajuritnya yang berniat mengejar kaisar Ling Qiang.

"Berhenti! Biarkanlah saja dia lolos hari ini,"

Pinta Tuan Shiren kepada para prajuritnya.

"Apakah Tuan tidak salah?"

Tanya pemimpin pasukan Nugray.

"Tidak. Justru aku ingin dia sendirilah yang menyerahkan dirinya kepada kita,"

Jawab Tuan Shiren.

"Bagaimana mungkin dia menyerahkan dirinya kepada kita, sedangkan Tuan sendiri membiarkannya lolos begitu saja."

"Sheria..."

Tuan Shiren menatapnya sesaat dengan penuh makna, sebelum mengalihkan pandangan ke arah pemukiman warga, "Di sana begitu banyak orang yang tidak bersalah kehilangan nyawa mereka di tangan manusia jahanam itu. Begitu Pula warga-warga yang mengungsi, mereka sangat membutuhkan kenyamanan."

"Aku tahu apa yang harus kulakukan sekarang, Tuan,"

Pinta Shiren, sebelum bergegas pergi meninggalkan Tuan Shiren serta yang lainnya.

Sheria pun membawa pasukannya mencari orang-orang yang meninggalkan permukiman karena takut dan juga memberikan pemakaman yang layak untuk warga yang mati akibat perbuatan dari kaisar Ling Qiang.

"Bangkitlah,"

Tuan Shiren memegang kedua lengan Lingkaysang dengan tatapan yang penuh makna, "Apakah engkau tidak mau membantu kami?"

"Tuan... Terima kasih,"

Pinta Lingkaysang seraya bangkit dari posisi berlutut.

"Tempat yang aman untuk kalian bertiga adalah di kediamanku, oleh karena itu aku tidak akan membiarkan kalian pergi dari sini,"

Pinta Tuan Shiren kepada ketiga utusan kaisar Ling Qiang.

"Tidak, kami harus kembali ke kota kekaisaran untuk menghentikannya, sebelum warga-warga yang berada di kekaisaran menjadi sasaran dia selanjutnya,"

Pinta Patrias Milhaoner dengan tatapan sangat datar mengarah kepada Tuan Shiren.

"Patrias. Tanganmu mengalami luka dalam, mana mungkin engkau dapat menghentikan dia. Dan dengan kekuatan yang kalian miliki sekarang ini sangat mustahil kalian menghentikan dia."

"Salah satu harapan kami ialah kembali dan mengumpulkan warga-warga untuk melawan dia."

Tuan Shiren melangkah perlahan mendekati Patrias Milhaoner, sebelum menepuk pelan pundak Patrias Milhaoner, "Jangan konyol. Tindakan yang kalian ambil ini sama halnya dengan mengantarkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah kepadanya."

Tuan Shiren sangat yakin dan percaya, bahwa kaisar Ling Qiang dapat menghentikan racun yang dialaminya dalam beberapa hari kedepan, oleh karena itu Tuan Shiren tidak mau mereka kembali kekaisaran.

Dia juga sangat yakin, bahwa kaisar Ling Qiang tidak dapat terbebas dari racunnya, sebab racun tersebut merupakan satu-satunya senjata rahasia yang masih bertahan sampai saat ini, dan penawarnya hanya ada padanya.

"Patrias, akan lebih baik kita menunggunya di sini bersama Tuan Shiren,"

Ucap utusan lainnya dengan tatapan yang penuh makna, oleh karena dia sendiri tidak mau jikalau warga-warga yang ada di kota kekaisaran kehilangan nyawa akibat ulah mereka.

"Apakah kalian berdua mau mengikuti aku?"

Tanya Patrias Milhaoner kepada kedua utusan lainnya dengan tatapan yang sangat sinis, "Biarkan Lingkaysang sendiri di sini menjalani hukumannya."

"Tidak."

Salah seorang utusan menyipitkan matanya, tatapannya sangat sinis mengarah kepada Patrias Milhaoner, "Aku tidak mau membawa masalah buat warga-warga yang tidak bersalah. Lagipula tanganmu mengalami luka dalam akibat benturan yang terjadi, bukan?"

Patrias Milhaoner menatap keduanya dengan penuh makna sebelum menengadah ke langit sesaat, "Baiklah, kalau itu yang kalian mau. Tapi...."

Perkataan Patrias Milhaoner terhenti. Raut wajahnya dibungkus kegelisahan yang mendalam, membuat kedua utusan lainnya terkesima menatap dia.

"Tapi apa?"

Tanya salah seorang utusan penuh kebingungan.

Patrias Milhaoner menatap keduanya dengan sangat tajam, "Kalian berdua akan bertanggung jawab penuh jika dia melakukan hal-hal yang tidak manusiawi di kekaisaran."

Tuan Shiren menatapnya penuh makna, sebelum menepuk lagi lengan kanan Patrias Milhaoner, "Tenang... Ling Qiang tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak wajar kepada warganya. Lagipula dia sendiri telah terkena racun. Oleh karena itu dia akan berpikir keras untuk mendapati penawarnya, bukan melakukan hal-hal yang tidak manusiawi terhadap warganya, yang hanya akan membuatnya terus menderita."

"Masih ada waktu untuk membahas masalah ini. Yang terpenting sekarang ini adalah kita harus secepat mungkin memberikan pemakaman yang layak bagi warga-warga yang telah mati dan juga menenangkan keadaan yang ada agar seluruh warga merasa legah, bukan?"

Pinta utusan kaisar Ling Qiang lainnya.

"Iya, mari,"

Ajak Tuan Shiren.

Ketiganya pun langsung bergegas menuju ke pemukiman warga disusul Patrias Milhaoner membantu pasukan Nugray mengubur orang-orang yang mati akibat perbuatan kaisar Ling Qiang dan mencari warga-warga yang mengungsi dari pemukiman ke tempat yang aman.

Sedangkan kaisar Ling Qiang beserta pasukannya telah melarikan diri dari pulau Nugray menuju ke kota kekaisaran Triani.

More Chapters