Ren kini berada di Tier 2 Rendah, sebuah lompatan signifikan yang membuatnya lebih
Kekuatan Tier 2 Rendah yang baru ditemukan Ren adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia kini jauh lebih cepat, lebih tangguh, dan mampu menggerakkan tubuhnya yang berubah dengan kelincahan yang nyaris tak terduga. Otot-otot barunya yang ramping di sepanjang punggung memberikan dorongan ekstra pada setiap gerakannya, memungkinkan lompatan yang lebih tinggi dan lari yang lebih cepat di antara celah-celah batu. Cakarnya kini bisa merobek batu dengan mudah, dan kulitnya terasa lebih liat, mampu menahan serangan yang sebelumnya akan melukainya parah. Sensasi ini adalah euforia, janji akan dominasi yang semakin dekat.
Namun, di sisi lain, peningkatan kekuatannya memancarkan aura yang lebih kuat, sebuah sinyal yang tak dapat disembunyikan di Abyss yang gelap. Ia adalah anomali yang semakin besar, sebuah api yang menyala lebih terang di tengah kegelapan, menarik perhatian bukan hanya dari predator lokal, tetapi juga dari kedalaman Abyss yang lebih jauh. Bisikan Abyss, yang kini lebih resonan di benaknya, bukan lagi sekadar desakan untuk tumbuh, melainkan sebuah peringatan: "Kau... terlihat. Kau... dicium. Dari... bawah."
Ren merasakan hal itu. Suhu di area kristal, tempat ia berevolusi, mulai menurun drastis. Ada getaran aneh yang berasal dari bawah tanah, lebih dalam dari Layer Lima Ratusan, sebuah denyutan yang terasa seperti jantung raksasa yang berdetak di inti jurang. Bau belerang yang lebih pekat, dicampur dengan aroma logam dingin dan sesuatu yang berbau seperti es yang membakar, mulai menyebar.
Ia tahu itu. Makhluk-makhluk dari lapisan Abyss yang lebih dalam, yang dikenal jauh lebih kuat dan brutal, telah tertarik oleh lonjakan energi dari evolusinya. Ini adalah konsekuensi langsung dari peningkatannya yang cepat—semakin kuat ia, semakin besar ancaman yang datang memburunya.
Ren tidak punya waktu untuk beradaptasi sepenuhnya dengan kekuatan Tier 2 Rendahnya. Ancaman itu sudah di depan mata.
Dari terowongan yang gelap dan sempit, yang Ren yakin berasal dari lapisan di bawah Layer Lima Ratusan, muncul sesosok makhluk yang membuat tulang-tulangnya terasa dingin. Itu adalah Nightmaw. Predator buas ini adalah perwujudan dari kengerian. Berukuran lebih besar dari Armored Crawler, Nightmaw adalah makhluk bipedal dengan empat lengan berotot yang berakhir pada cakar panjang seperti pisau cukur. Kulitnya hitam legam, menyerap semua cahaya, dan matanya memancarkan cahaya merah menyala yang menakutkan. Dari punggungnya menonjol duri-duri bergerigi, dan rahangnya terbuka menunjukkan gigi-gigi setajam belati yang tak beraturan.
Nightmaw adalah makhluk Tier 3 Lemah, dan Ren tahu ini dari aura yang memancar darinya—gelombang tekanan yang menghimpit udara, membuat makhluk-makhluk Abyss yang lebih rendah yang mungkin bersembunyi di sekitar gemetar ketakutan. Ini adalah musuh yang jauh melampaui Spinehredder, jauh melampaui apa pun yang pernah ia hadapi secara langsung.
"Pemburu," bisik Abyss, nadanya datar namun sarat bahaya. "Dia... menginginkanmu."
Nightmaw tidak membuang waktu. Dengan raungan yang merobek keheningan Abyss, makhluk itu menerjang. Kecepatannya mengejutkan untuk ukurannya yang besar, dan serangannya sangat presisi dan mematikan. Empat cakarnya mengayun dalam busur mematikan, menargetkan Ren dari berbagai arah.
Ren harus mengandalkan kelincahan Tier 2 Rendahnya yang baru untuk bertahan. Ia melesat, berputar, dan melompat, menghindari setiap serangan yang bisa berakibat fatal. Nightmaw adalah pejuang yang jauh lebih unggul dalam kekuatan mentah dan pengalaman. Setiap kali cakarnya mengenai dinding, batu-batu pecah dengan mudah. Ren merasakan embusan angin dingin saat cakar-cakar itu nyaris mengenainya.
Ia mencoba serangan balasan. Ren melesat ke sisi Nightmaw, mencoba mendaratkan pukulan cakar ke pinggangnya. Pukulannya lebih kuat dari sebelumnya, namun hanya meninggalkan goresan tipis di kulit hitam Nightmaw yang liat. Makhluk itu bahkan tidak bergeming. Ia membalas dengan sapuan cakar belakang yang mengenai kaki Ren, membuatnya terjatuh.
Rasa sakit itu luar biasa, lebih parah dari luka-luka sebelumnya. Ren merasakan tulangnya berderit, namun tidak patah. Ini adalah bukti ketahanannya yang baru. Namun, ia tahu ia tidak bisa memenangkan pertarungan ini dengan kekuatan. Ia harus menggunakan kecerdasan.
"Strategi... Tidak... kekuatan... Mentah," Abyss berbisik, membenarkan pemikirannya. "Celah... lingkungan."
Ren mulai mencari celah di lingkungan. Area kristal ini, tempat ia berada, adalah labirin yang sempit bagi Nightmaw yang lebih besar. Ia harus memanfaatkannya. Ia melesat lebih dalam ke celah-celah sempit di antara formasi kristal, tempat Nightmaw harus berjuang untuk masuk.
Nightmaw, yang marah karena mangsanya melarikan diri, mengikuti dengan brutal. Ia menghancurkan kristal-kristal di jalannya, menerobos bebatuan dengan kekuatan luar biasa. Namun, setiap kali ia melakukannya, ia kehilangan momentum, dan ada jeda singkat.
Ren memanfaatkan setiap jeda itu. Ia tidak menyerang. Ia hanya berlari, bersembunyi, dan mengamati. Ia melihat bagaimana Nightmaw bernapas, bagaimana otot-ototnya menegang saat ia menyerang, bagaimana matanya memfokuskan pandangannya. Ia mencari kelemahan.
Pertarungan berubah menjadi perburuan yang kejam. Ren adalah mangsa yang licin, menggunakan setiap inci pengetahuannya tentang Abyss untuk bertahan hidup. Ia memanjat dinding terjal, melompat ke celah yang mustahil, dan bahkan menyelinap di bawah Nightmaw ketika makhluk itu sibuk menghancurkan rintangan.
Beberapa kali, Nightmaw berhasil mengenai Ren. Satu pukulan kuat menghantam sisi kepalanya, membuat Ren limbung dan mengeluarkan darah keunguan dari hidungnya. Satu lagi goresan dalam di punggungnya, yang membuatnya menjerit kesakitan. Ren merasakan energi di tubuhnya terkuras dengan cepat. Setiap gerakan membutuhkan usaha besar.
Akhirnya, Ren menemukan sebuah terowongan yang mengarah ke jurang yang lebih dalam, sebuah celah di tanah yang terlalu sempit bahkan bagi Ren untuk melaluinya dengan mudah, namun ia melihat ada aliran air bawah tanah yang deras di sana. Ini adalah risiko besar, tetapi ia tidak punya pilihan.
Ia melesat ke tepi jurang, dan tanpa ragu, melompat ke dalam celah sempit itu. Tubuhnya yang ramping dan lentur memungkinkan ia untuk meremas dirinya sendiri melalui lubang itu, meskipun kulitnya tergores dan ototnya menjerit. Ia merasakan aliran air dingin yang deras menyeretnya ke bawah, ke kedalaman yang tidak diketahui.
Nightmaw tiba di tepi jurang, meraung frustrasi. Makhluk itu terlalu besar untuk masuk ke celah itu, dan raungan marahnya mengguncang seluruh area. Ia mencoba mencakar ke dalam celah, namun hanya mengenai bebatuan.
Ren terbawa arus, terjatuh ke dalam kegelapan yang lebih dalam. Ia tidak tahu ke mana air itu akan membawanya, atau apa yang menunggunya di bawah. Ia hanya tahu ia selamat, nyaris. Tubuhnya sakit di mana-mana, lelah sampai ke inti, dan berlumuran darah. Ia telah melarikan diri, bukan menang.
Abyss berdengung di benaknya, suaranya kini terasa seperti gumaman yang menyetujui. "Taktik. Kelangsungan hidup. Mengerti. Bukan... saatnya... kekuatan... mentah."
Pengalaman ini adalah pelajaran berharga. Kekuatan Tier 2 Rendahnya memang signifikan, tetapi itu bukan jaminan. Ada entitas yang jauh lebih kuat di Abyss, dan kecepatan peningkatannya kini menarik perhatian mereka. Ren menyadari bahwa ia tidak bisa terus-menerus mengandalkan lompatan Tier untuk bertahan. Ia harus menjadi lebih cerdas, lebih licik, dan lebih strategis. Setiap peningkatan akan selalu datang dengan risiko, dan ia harus selalu siap untuk menghadapinya.
Sekarang, ia berada di lokasi yang tidak dikenal, diseret oleh arus yang dingin ke kedalaman jurang. Perjalanan menuju Tier 2 Tengah akan menjadi lebih sulit, dan ia harus menemukan cara untuk pulih dan mencari katalis yang tepat di lingkungan asing ini, sambil terus menghindari ancaman yang lebih besar yang mungkin masih mengincarnya.