Cherreads

Chapter 6 - 6

Setelah melakukan pembantaian terhadap warga yang tinggal di daerah pesisir, kaisar Ling Qiang beserta pasukannya mulai memasuki pemukiman warga Nugray.

Keadaan di sekeliling pemukiman sangatlah sepi oleh karena tindakan yang dilakukan oleh Ling Qiang di daerah pesisir telah tersebar luas.

Warga-warga yang berada di situ telah mengungsi agar tidak menjadi korban jahanamnya kaisar Ling Qiang.

"Dasar tidak berguna! Cepat tangkap kedua orang itu!"

Kaisar Ling Qiang memerintahkan pengawalnya untuk menangkap suami-istri yang telah lanjut usia berjalan di tengah-tengah pemukiman warga tanpa ada rasa takut terhadap rombongan dari dari Ling Qiang.

Karena takut, kedua pengawal yang mengapitnya langsung bergegas untuk menangkap kedua orang paruh baya tersebut. Namun langkah kaki keduanya terhenti, ketika melihat ratusan orang yang telah dipersenjatai datang dari arah yang berlawanan sambil meneriakan perlawanan keras atas tindakan yang dilakukan oleh kaisar Ling Qiang.

Keduanya menjadi sangat waspada oleh karena beberapa orang dari pasukan Nugray berlari ke arah kedua orang paruh baya tersebut.

Beda halnya dengan kaisar Ling Qiang, dia terus berjalan maju tanpa ada sedikitpun rasa takut terhadap pasukan dari Nugray seraya menarik kedua pedang yang tersarung rapi di bagian belakang punggungnya.

"Dasar tidak berguna! Lebih baik kalian berdua mati di sini,"

Kedua pedang tersebut di ayungkannya dengan cepat menebas leher dari kedua pengawalnya.

Semburan darah-darah segar mulai menghujani Ling Qiang saat kepala dari kedua pengawalnya jatuh menggelinding perlahan ke tanah, sedangkan tubuh keduanya masih berdiri tegak.

"Ini akan lebih baik,"

Di jilatnya darah-darah segar yang ada pada pedangnya sebelum menendang kedua jasad itu tumbang ke tanah.

Sungguh pemandangan yang sangat tidak indah. Beberapa orang di antara pasukan Nugray yang awalnya menghadang kedua pengawal Ling Qiang muntah seketika.

Sedangkan para pengawal kaisar Ling Qiang yang menyaksikan kejadian tersebut sangatlah ketakutan. Dilain sisi beberapa diantara mereka sungguh sangat tidak tahan lagi melihat kaisar Ling Qiang dan ingin sesegera mungkin menghabisinya, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa selain menanti pertumpahan darah yang besar-besaran terjadi sesaat lagi.

"Kaisar Ling Qiang! Hentikan! Kalau tidak, engkau akan menyesali perbuatanmu!!!" dari arah yang berlawanan dengan kaisar Ling Qiang, Tuan Shiren berteriak sangat lantang, seraya mempercepat langkahnya untuk menghentikan Ling Qiang.

Sedangkan kaisar Ling Qiang tertawa begitu riang dengan pandangan yang tertuju pada pasukan Nugray, sebelum menatap Tuan Shiren dengan nafsu pembunuh yang sangat pekat.

"Akhirnya engkau datang juga," kaisar Ling Qiang menjilat-jilati bibir bawahnya menikmati darah-darah segar yang tertinggal, "Bagus! Dengan senang hati, aku akan melayani engkau serta semut-semut hitam yang ada dibelakang kamu,"

Pintanya sambil menunjuk pasukan Nugray dengan ujung pedangnya.

"Hentikan Ling Qiang! Dirimu telah dikuasai oleh benda jahanam itu!"

Tegas Tuan Shiren menatap tajam kaisar Ling Qiang.

"Jahanam!"

Ling Qiang tertawa mengejek Tuan Shiren dengan tatapan yang sangat sinis serta nafsu pembunuhnya makin pekat, "Dengan benda jahanam ini, akan kupenggal lehermu." Dia kemudian mengangkat kedua pedang pusaka tersebut sebelum menengadah ke langit, "Dengan pusaka ini pula, akan aku taklukan seluruh kekaisaran yang ada di pulau FLaystania,"

Sambungnya.

"Engkau akan menyesalinya, jikalau kamu tidak menghentikan perbuatanmu. Engkau sungguh sangat berbeda dari yang kukenal,"

Pinta Tuan Shiren dengan nada yang begitu datar untuk menyakinkan kaisar Ling Qiang agar pertikaian antara mereka tidak terjadi.

Dilain sisi Tuan Shiren telah menganggapnya sebagai saudara, oleh karena itu dia tidak mau kaisar Ling Qiang dikendalikan oleh kedua pusaka tersebut sebab akan berakibat fatal, bahkan dapat merenggut nyawanya sendiri kalau dia tak mampu menguasai kembali kedua pusaka tersebut.

Beda halnya dengan kaisar Ling Qiang. Keserakahannya untuk menakluki ketiga kekaisaran yang ada di pulau FLaystania telah menutupi nuraninya dan juga tuntutan sihir dari pedang pusaka untuk merenggut lebih banyak nyawa lagi agar menjadi pedang pusaka yang tiada tandingnya telah menghapus pintu kekeluargaan yang telah dibangun selama masa-masa jayanya.

"Saat inilah yang aku tunggu-tunggu dari dulu, Tuan Shiren!!!"

Kaisar Ling Qiang tertawa lantang sembari menarik sebuah tombak pusaka yang panjangnya tidak beda jauh dari kedua pedang pusaka miliknya dan dilemparkannya tombak itu ke arah pasukan Nugray.

"Serang!!! Serang mereka sekarang!!!"

Teriak kaisar Ling Qiang kepada para pengawalnya.

Pasukan kaisar Ling Qiang pun mulai melakukan penyerangan terhadap pasukan Nugray dibantu oleh tombak pusaka yang dapat menyerang sendiri tanpa harus dipegang oleh kaisar Ling Qiang.

"Jangan takut, itu cuma ilusi,"

Pinta pemimpin pasukan kepada beberapa bawahannya yang merasa gentar menghadapi tombak yang dapat bergerak sendiri.

Dua orang diantara pasukan Nugray memberanikan diri untuk menyerang pasukan dari kaisar Ling Qiang tanpa peduli dengan tombak pusaka tersebut, oleh karena mereka berpikir itu hanyalah ilusi yang tidak dapat melukai mereka.

Keduanya berdiri berpapasan serta bersiap-siap untuk menyerang pasukan dari Kekaisaran yang kini tinggal beberapa langkah lagi dari mereka.

"Apakah i...."

Darah bercucuran keluar dari dalam dada keduanya ditembus tombak pusaka. Hal tersebut membuat pasukan Nugray mundur.

"A... a... ku ti... dak... boleh... ma... ti... di... sini..."

Mulut salah seorang pasukan Nugray dipenuhi darah. Penyesalan pun muncul dari dalam diri akan nasibnya.

"Berhati-hatilah, itu bukan ilusi. Melainkan tombak pusaka yang dapat digerakkan dari jauh menggunakan sihir yang ada pada pusaka itu!!!"

Teriak Tuan Shiren ketika melihat dua orang dari pasukan Nugray tewas tanpa perlawan karena menyangka tombak tersebut hanya ilusi.

'Pusaka apakah ini,'

Batin pemimpin pasukan Nugray yang hendak menghindari setiap serangan dari tombak pusaka tersebut.

Satu demi satu pasukan Nugray mulai merasa canggung. Mereka ingin menyerang, namun mereka sama sekali tidak fokus terhadap pengawal-pengawal kaisar Ling Qiang, melainkan teralihkan pada tombak pusaka yang bergerak sangat cepat menyerang mereka.

"Sanggupkah kalian menghadapi mereka?"

Tanya pemimpin pasukan Nugray dengan terbata-bata, oleh karena dia sedikit kewalahan menahan serang tombak pusaka tersebut.

"Serang!!!"

Salah seorang pasukan Nugray berteriak dengan sangat keras demi membakar semangat juang jiwa kesatria seluruh anggota pasukan.

Pasukan Nugray kewalahan menghadapi tombak pusaka yang dikendalikan dari jauh oleh kaisar Ling Qiang sehingga memudahkan para pengawalnya melenyapkan satu demi satu orang dari prajurit Nugray.

Begitu Pula dengan Tuan Shiren dan kaisar Ling Qiang, keduanya saling bertukar serangan.

Walaupun kedua pedang milik kaisar Ling Qiang merupakan pusaka yang sangat ampuh, namun Tuan Shiren mampu mengatasi dengan baik setiap serangnya, sehingga keduanya berada pada posisi yang seimbang.

Kaisar Ling Qiang tertawa lantang. Tatapannya sipit mengarah kepada pasukan Nugray yang kewalahan menghadapi tombak pusaka nya, "Lihat semut-semut hitam yang engkau bawa. Hari ini akan aku lenyapkan semuanya, bersamamu di kota ini."

"Engkau pikir semudah itu?"

Dua buah pisau dilemparkan oleh Tuan Shiren ke arah kaisar Ling Qiang.

Di saat yang bersamaan pula, Tuan Shiren menggunakan kesempatan yang ada untuk meloncat mundur, sebab pandangan kaisar Ling Qiang teralihkan kepada pasukan yang di bawanya.

Kedua buah pisau yang dilemparkan oleh Tuan Shiren dengan kecepatan yang sangat tinggi melesat cepat sehingga membuat kaisar Ling Qiang sangat kaget.

"Berani sekali engkau,"

Pinta kaisar Ling Qiang seraya menangkis pisau tersebut. Namun salah satu dari pisau yang dilemparkan oleh Tuan Shiren berhasil melukai lengan kirinya karena terlambat menyadarinya.

Kaisar Ling Qiang merapatkan giginya. Tatapannya yang sangat geram mengarah kepada Tuan Shiren, sedangkan tangan kanannya menahan luka di lengan kirinya agar pendarahan dapat terhenti.

"Lancang! Engkau pikir, menyerangku dengan senjata rahasia yang engkau miliki, aku akan mundur? Tidak!"

"Aku hanya berniat menghentikan engkau,"

Tuan Shiren tertawa kecil menatapnya, "Jikalau engkau ingin melanjutkan terus pertempuran ini, maka senjata engkau sendirilah yang akan merenggut nyawamu,"

Pinta Tuan Shire meningkatkannya.

Luka yang dialami oleh kaisar Ling Qiang membuat gerakannya sedikit terhambat, oleh karena itu tombak pusaka miliknya ditarik balik untuk menghadapi Tuan Shiren.

More Chapters