[FLASHBACK]
Ling Qiang tertawa lantang, ketika tiba di pulau Nugray, "Cepat! Tangkap orang-orang itu!"
Tegas Ling Qiang kepada beberapa pengawalnya.
Suara tawanya makin menjadi-jadi seperti orang gila yang haus akan darah dan pembantaian, "Hari ini sungguh sangat memuaskan aku."
Sebilah pedang pusaka yang di genggam erat di tangan kanannya di hunuskan kepada salah satu pengawal yang mengapitnya.
"Kaisar…''
Darah keluar dari perut pengawalnya tanpa henti hingga tumbang ke tanah. Hal tersebut membuat beberapa pengawalnya mulai waspada dengan perbuatannya yang sangat tidak manusiawi itu.
"Apakah dia sudah gila?"
"Ini tidak mungkin. Kalau dibiarkan begitu saja kita semua akan tewas di tangannya,"
Bisik dua orang pengawal kaisar yang tak lain adalah Zhin dan Zhuu.
Ling Qiang sangat menikmati pembantaian, membuat warga-warga yang berada di pesisir pulau Nugray ketakutan.
Mereka berlari menjauhi daerah pesisir untuk mencari perlindungan, namun beberapa dari warga Nugray berhasil ditangkap oleh para pengawal Ling Qiang.
"Cepat! Bawalah mereka kemari,"
Perintah Ling Qiang kepada beberapa pengawalnya yang berhasil menangkap warga-warga Nugray.
Tawa gelegar Ling Qiang menjadi-jadi. Pembantaian terhadap warga Nugray yang berhasil ditangkap oleh para pengawalnya pun dilakukan dengan sangat gila.
Orang-orang yang berhasil ditangkap oleh para pengawalnya, dibantai lalu di buang ke sungai.
Perbuatan keji kaisar Ling Qiang yang dilakukan di daerah pesisir terdengar pula oleh pemimpin Nugray (Tuan Shiren) dari beberapa warga yang berhasil kabur membuat murka Tuan Shiren.
Oleh karena tindakan yang dilakukan Ling Qiang sangat tidak manusiawi atau bisa dibilang sebagai sebuah serangan dadakan tanpa ada latar belakang dari sebuah permasalahan yang pasti.
Pulau Nugray merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah utara kekaisaran Triani.
Kehidupan warga di pulau ini sangatlah nyaman dan sejahtera, oleh karena pemimpin pulau Nugray (Tuan Shiren) amatlah netral dalam berbagai permasalah, baik itu permasalahan politik yang terjadi di wilayahnya sendiri maupun dengan beberapa kekaisaran yang berada di pulau FLaystania dan Margazantika. Sehingga hubungan yang harmonis selalu ditata dengan sangat baik.
Tidak hanya itu, sikap baik yang ditanamkan oleh Tuan Shiren membuat warga lokal dan juga para pendatang selalu berpihak kepadanya kalau terjadi sebuah masalah di pulau ini.
Di dalam ruangan pertemuan, Tuan Shireen menjamu tiga orang utusan dari kekaisaran Triani.
Ketiganya diutus oleh Ling Qiang sendiri untuk membicarakan masalah yang menimpa kekaisaran Triani dan juga memohon bantuan Tuan Shiren sebagai pihak yang netral, dapat berpihak pada kekaisaran Triani demi membantu jalannya politik kekaisaran Triani yang sehat.
Suasana hening dalam ruangan pertemuan seketika menjadi gaduh dengan hadirnya salah seorang warga yang tinggal di daerah pesisir berlari tergesah-gesah ke dalam ruangan pertemuan diikuti dua penjaga keamanan Tuan Shiren.
"Tu... Tuan S... Shiren,"
Tutur warga itu dengan nafas yang tergesah-gesah, sebelum berlutut di hadapan mereka berempat.
"Keluar kamu!"
Tegas salah satu penjaga keamanan seraya menarik lengan baju dari warga tersebut.
Tuan Shiren sangat kaget, namun dia memaklumi perbuatan warganya itu.
Sedangkan ketiga utusan dari Ling Qiang mulai memasangkan wajah yang tidak bersahabat terhadap kedua penjaga keamanan yang tidak dapat menahan warga itu hingga pertemuan mereka terganggu.
"Apa yang terjadi dengan dirinya?"
"Apakah para warga dan juga petugas keamanan yang ada disini tidak diajarkan tata krama."
"Diam! Mungkin ada sesuatu yang sangat genting terjadi di wilayah ini, lagi pula pertemuan kita telah selesai!"
Ujar salah satu utusan Ling Qiang kepada kedua temannya agar dapat memaklumi perbuatan warga itu.
Mendengar sindiran dari kedua utusan kekaisaran Triani, raut wajah Tuan Shiren menjadi pucat pasi, sebelum bangkit dari duduknya serta menatap kedua penjaga keamanan itu dengan sangat tajam, "Kamu bersama kedua penjagaku... Tunggu Aku di luar."
Tuan Shiren kemudian menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengalihkan pandangannya kepada warga itu dengan tatapan yang penuh makna, "Setelah ini, aku akan menemui engkau."
"Jangan terlalu sungkan Tuan Shiren. Mungkin ada berita penting yang harus sesegera mungkin diketahui olehmu,"
Ucap salah satu utusan Ling Qiang.
Tuan Shiren menatap utusan itu sesaat, sebelum menundukkan kepala, "Maafkanlah tindakan wargaku ini. Maafkanlah pula kelalaian kedua penjaga keamanan ini."
"Jangan sungkan Tuan Shiren, mari kita dengarkan saja dia."
"Apa yang terjadi sehingga engkau berani menerobos masuk kedalam ruangan pertemuan,"
Tanya Tuan Shiren dengan nada bicara yang sangat datar.
"Sebelumnya saya minta maaf, karena telah mengganggu pertemuan kalian,"
Pinta warga itu, dengan penuh rasa hormat.
"Tidak apa-apa, pertemuan kami sudah selesai,"
Cetus utusan Ling Qiang yang memaklumi sikap dari warga tersebut.
Tuan Shiren mulai mendekatinya, sebelum memegang pundak warganya itu, "Ceritakanlah, apa yang terjadi pada dirimu?"
Warga itu menundukkan kepalanya sesaat, sembari menghela nafas panjang menatap ketiga utusan dari kekaisaran Triani dengan penuh kebencian yang sangat mendalam, "Tuan, di daerah pesisir telah terjadi kekacauan yang ditimbulkan oleh pasukan kekaisaran Triani. Dan kaisar sendirilah yang memimpin pasukan untuk membantai orang-orang yang tidak bersalah tanpa mengenal kemanusiaan."
Dia kemudian menjelaskan panjang lebar mengenai apa yang dilihatnya, "Diantara beberapa warga yang ditangkap oleh pengawalnya untuk dibantai, kaisar juga tidak segan-segan membunuh para pengawalnya yang tidak mengikuti perintahnya."
Tuan Shiren seketika terperanjat kaget.
Sedangkan ketiga utusan dari kekaisaran langsung bangkit dari duduk mereka.
"He? Ini tidak mungkin."
"Jangan mengarang cerita. Mungkin engkau salah melihatnya."
"He! Tidak... Tidak,"
Salah satu utusan Ling Qiang langsung memukul lengan kursi yang diduduki, "Kami diutusnya untuk menemui Tuan Shiren serta memohon bantuan dari Tuan Shiren untuk mengatasi gejolak politik yang terjadi di kekaisaran. Mana mungkin ini bisa terjadi."
Raut wajah Tuan Shiren menjadi tidak bersahabat dengan ketiga utusan utusan Ling Qiang. Namun sikap baiknya terlalu berlebihan, sehingga dia masih mampu mengontrol emosinya ketika mendengarkan semua cerita dari warga itu.
Tuan Shiren memijat-mijat keningnya seraya mondar-mandir tak karuan, "Apakah engkau tidak salah melihatnya bahwa itu adalah kaisar Ling Qiang? Aku mengetahui betul sikap dari kaisar."
Tuan Shiren masih tidak percaya dengan cerita dari warga itu, mengenai perbuatan yang dilakukan oleh Ling Qiang, sebab dia dan kaisar menjalin hubungan yang sangat baik.
Namun Tuan Shiren juga masih terganjal dengan suatu hal yang pernah Ling Qiang ceritakan kepadanya, 'Apakah dia salah memanfaatkan senjata pusaka itu?'
Benak Tuan Shiren penuh tanya.
Salah satu penjaga keamanan mulai menghampiri Tuan Shiren sembari memberikan hormat kepadanya, "Tuan, benar apa yang dikatakan warga ini."
"Tidak mungkin! Jangan engkau mencemari nama kaisar,"
Cetus salah satu utusan Ling Qiang dengan nada yang agak tinggi.
"Hey! Kita dengarkan dulu penjelasan dari mereka!"
Tegas utusan lainnya mengingatkan temannya agar dapat menahan emosi.
"Tuan, memang benar,"
Penjaga keamanan itu menundukkan kepalanya sesaat sembari menghela nafas panjang, "Aku sendiri awalnya sungguh sangat tidak percaya dengan semua ini. Namun aku telah melihatnya dengan mata-kepalaku sendiri,"
Dia menatap Tuan Shiren dengan penuh harap, "Tuan, kini beberapa warga dari pesisir berada di depan kediamanmu... Mereka datang untuk memohon bantuan, agar terhindar dari masalah ini."
Tuan Shiren terlihat sangat pusing, sebab dia sendiri tidak menyangka tindakan kaisar yang sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri berani menyerang warganya yang tidak bersalah tanpa ada sebab yang pasti.
"Dia telah menghianati kita."
"Tidak kusangka dia sangat kejam dengan mengutus kita terlebih dahulu, sebelum melakukan serangan."
"Tidak akan aku biarkan perbuatannya yang sangat tidak manusiawi itu... Mati pun aku bersedia asalkan aku dapat menghabisi nyawanya,"
Cetus utusan Ling Qiang.
Ketiga utusan dari kaisar sangat geram terhadap tindakan yang dilakukan Ling Qiang.
Dilain sisi mereka mulai menganggap kaisar Ling Qiang sebagai manusia yang penuh dengan kebohongan, dengan mengutus mereka bertiga terlebih dahulu sebelum menjalankan siasat buruknya.
"Aku akan menghentikannya, walau nyawaku jadi taruhan,"
Ucap salah satu utusan kaisar Ling Qiang seraya menarik pedang yang tersarung rapi di pinggang kanannya.
"Ayo... Walaupun dia adalah pemimpin kita, kali ini aku anggap sebagai pengkhianat."
"Tuan Shiren maafkanlah kami. Setidaknya kami ingin lebih lama lagi disini, namun keadaan sekarang sangatlah buruk,"
Tutur utusan dari kaisar Ling Qiang yang lainnya.
Ketiga utusan dari kaisar itu ingin beranjak pergi dari kediaman Tuan Shiren untuk menghentikan kekejaman yang dilakukan oleh kaisar Ling Qiang, namun Tuan Shiren tidak mengizinkan mereka.
"Jangan gegabah. Walaupun dia adalah pemimpin kalian yang telah berkhianat kepadaku. Aku tetap menjaga keselamatan kalian,"
Tuan Shiren bangkit dari duduknya serta menatap ketiganya dengan penuh makna, "kaisar Ling Qiang sangat berbahaya dari apa yang kalian bayangkan."