Cherreads

Chapter 1 - 1

500 Tahun yang lalu sebelum kaisar Xieng Jiji menghilang dari dunia, ia menitipkan sebuah pusaka langit kepada keturunannya untuk menjaga keseimbangan dunia.

Namun pusaka tersebut tidak digunakan semestinya. Keturunan dari kaisar Xieng Jiji menggunakan pusaka tersebut untuk menaklukkan dunia yang menyebabkan keseimbangan dunia menjadi goyah. Kehidupan seluruh makhluk menjadi sangat terancam yang menyebabkan era yang di kenal dengan kekacauan terjadi.

Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya organisasi-organisasi baru. Menyebabkan kekacauan terjadi karena paham yang dibawa sangat bertentangan dengan kekaisaran.

Salah organisasi yang sangat ditakuti oleh seluruh warga kekaisaran adalah Organisasi Malaika.

Organisasi ini merupakan sebuah kelompok kecil yang tergabung dari beberapa pejabat dan juga bangsawan. Walaupun terbilang tidak memiliki cukup anggota namun nama organisasi ini sangat ditakuti oleh warga.

Sudah ribuan orang ditangkap baik Laki-laki maupun Perempuan. Ada yang di jual dan yang lainnya dijadikan budak juga pekerja dunia malam.

Berbagai cara telah dilakukan untuk menghentikan organisasi ini. Namun semuanya sia-sia karena tidak ada seorangpun yang tahu tentang seluk-beluk organisasi Malaika.

Selain organisasi Malaika, masih banyak lagi organisasi yang tidak terlihat merajalela di kekaisaran Triani.

•••••

"Cepat... Tangkap mereka! Jangan biarkan seorang pun lolos!."

Tegas salah seorang pria yang memiliki tubuh yang sangat kekar. Disamping kiri dan kanannya, ada empat orang mengapiti dia.

Sedangkan beberapa orang lainnya mulai mengejar tiga orang wanita yang berjalan di tengah-tengah kota ini.

Ketiganya berjalan tanpa ada beban menikmati indahnya bintang-bintang yang bersinar indah di langit.

"Berhenti!."

Tegas salah seorang dari empat pria seraya melangkah menuju ke arah ketiga gadis itu berada.

Disaat yang bersamaan tidak disangka malam itu menjadi kenangan terakhir bagi seorang gadis melihat kedua orangtuanya.

Dia adalah Yuan Er, seorang gadis biasa yang berparas cantik.

Kecantikannya membuat para pemuda yang berada di kota ini tergila-gila dengannya. Hampir tiga perempat pemuda yang ada di kota kecil ini menyukai dirinya. Namun sampai saat ini tidak ada satupun pemuda yang hadir dalam kehidupannya.

Yuan Er sangat sibuk dengan segala keperluannya dan sangat pandai membagi waktu. Jarang orang-orang melihat Yuan Er keluar dari kota ini, sebab semua yang dilakukan demi meringankan beban kedua orang tuanya.

"Siapa mereka! Apa yang mereka inginkan!."

Tegas Yuan Er.

Dia baru saja menyelesaikan santapan malam bersama kedua orang tuanya kaget melihat pintu rumah mereka yang tertutup tiba-tiba terbuka.

Ketiganya dikejutkan dengan hadirnya tiga orang pria yang sangat kekar, dengan raut wajah yang sangat menyeramkan.

"Apa yang kalian inginkan?"

Seru ayahnya, Yao Ming, yang mulai bangkit dari tempat duduknya.

Amarah ayah Yao Ming, semakin memuncak ketika ketiga pria itu tidak meresponnya sama sekali.

"Berhenti! Berhenti, Kalian!"

Bentak Yao Ming.

"Maaf, Tuan. Setidaknya sebelum masuk ketuklah pintu terlebih dahulu,"

Tutur Sing Qi, yang tak lain adalah ibu dari Yuan Er.

Ketika merasa ketiga pria itu datang dengan niat yang tidak baik Yao Ming segera bangkit menghadang mereka.

"Apa yang kalian inginkan!."

Cibir Yao Ming.

"Diam!"

Tegas salah seorang pria.

Tanpa ada basa-basi salah satu diantara ketiga pria itu mendekati Yao Ming.

Pria itu kemudian memegang kerah baju dari Yao Ming sebelum melemparkan sebuah pukulan ke arah dada Yao Ming.

Seteguk darah keluar dari mulut Yao Ming.

"Rasakan ini."

Pria itu berkata sebelum melepaskan tubuh Yao Ming.

"Ayah, apa yang kau lakukan kepada ayahku. Apa mau kalian,"

Ucap Yuan Er yang shock melihat ayahnya.

"Diam kamu!"

Bentak salah seorang pria sebelum menarik Yuan Er menjauhi Ibunya.

Tidak tanggung-tanggung pria yang baru saja melakukan kekejaman terhadap Yao Ming kini mulai menarik Sing Qi.

"Sini, Kamu!"

Sing Qi hanya diam dan pasrah.

Sedangkan kedua pria yang lainnya mulai memaksa Yuan Er meninggalkan kedua orangtuanya yang tidak berdaya disitu.

"Ayah... Ibu..."

Tangis Yuan Er melihat kedua orangtuanya yang tak berdaya ditindas.

Dilain sisi kedua orang tuanya telah rentan usia tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan perlawanan terhadap ketiga pria tersebut.

"Lepaskan Aku... Lepaskan Aku... Tolong..."

Jerit Yuan Er.

Yuan Er mau melepaskan diri dari kedua orang pria yang memegangnya dengan sangat kuat. Namun dia tidak kuat melakukannya.

Teriakan keras Yuan Er membuat warga-warga sekitar mulai berdatangan.

Di lain sisi mereka juga sangat kaget karena banyaknya pemuda-pemuda yang tidak mereka kenal kini mulai berdatangan.

Pria-pria itu membuat kegaduhan dengan merampas serta membawa gadis-gadis yang mereka temui. Sehingga membuat warga ketakutan untuk menolong Yuan Er dari sandera. Oleh karena pemuda-pemuda itu tidak segan memberikan pelajaran bahkan membunuh orang-orang yang ingin melakukan perlawan.

Tidak hanya Yuan Er, mereka juga membawa beberapa gadis lainnya. Membuat warga begitu ketakutan dan meninggal mulai tempat itu demi melindungi diri dan juga anak-anak mereka dari para penyusup.

*****

Awalnya ketiga Gadis itu tidak menghiraukan pemuda-pemuda itu sehingga membuat mereka begitu santai berjalan tanpa ada sedikitpun beban.

Namun satu diantara ketiganya mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria-pria yang tidak mereka kenal, sehingga muncullah kewaspadaan di dalam diri.

"Bukankah mereka menuju ke arah kita?"

Tanya gadis itu kepada kedua temannya yang telah melampaui dia beberapa langkah.

"Iya, benar. Mereka mungkin orang yang tersesat, sehingga mereka datang kemari untuk menanyakan keberadaan...."

Jawab gadis lainnya terhenti, sebab dia mendengarkan jeritan seseorang yang memohon pertolongan.

"Tidak!"

"Mereka bukan orang baik."

"Apakah kalian dengar suara itu?"

" Iya, aku dengar."

"Mungkinkah mereka adalah orang-orang dari suatu organisasi?"

" Mungkin saja."

Mereka bertiga menjadi sangat waspada menatap keempat pria tersebut sembari memastikan dari mana asal suara yang memohon pertolongan.

[Tolong... Tolong Aku…]

Terdengar jeritan yang semakin lama semakin dekat hingga membuat ketiga gadis itu sangat ketakutan.

Dari kejauhan nampak tiga orang pria sedang menyeret seorang gadis.

Ketiga gadis yang melihat itu dari kejauhan mulai merinding.

"Bukankah itu Yuan... Yuan Er?"

Tanya salah seorang gadis terbata-bata.

"Iya,"

Jawab kedua gadis lainnya disaat yang bersamaan.

"Ini tidak beres. Cepat lari,"

Ajak salah seorang gadis.

Ketiganya berlari sekencang mungkin menjauhi keempat pria yang mendekati mereka oleh karena melihat kejadian yang dialami Yuan Er.

Disisi lain ada tiga orang pria lagi berjalan dari arah belakang mereka tanpa disadari, sebab kewaspadaan ketiga gadis itu teralihkan oleh keempat pria yang berada di depan mereka.

"Cepat tangkap mereka! Jangan biarkan mereka lolos!."

Desak salah seorang pria yang berada di belakang ketiga gadis itu sehingga membuat ketiganya kaget dan mulai berlari tanpa arah.

Pria-pria itu tidak membiarkan satu diantara ketiga gadis itu lolos dari mereka, sehingga keenam pria itu pun tidak tinggal.

Mereka mengejar ketiga gadis itu dengan sangat cepat. Oleh karena itu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menangkap mereka sebab gadis-gadis itu tak mampu berlari mengimbangi mereka.

"Cepat! Jalan!"

Bentak salah seorang pria yang mendampingi seorang pemuda.

Identitas pemuda tersebut sangatlah misterius. Diantara semua orang yang ada disini hanya dialah satu-satunya orang yang menggunakan topeng.

Tanpa ada basa-basi, keenam pria itu pun menurutinya. Dilain sisi mereka takut akan diberikan hukuman oleh pemuda misterius itu.

Mereka pun berjalan dengan cepat membawa ketiga gadis itu ke dalam sebuah kurungan besar yang telah disiapkan, yang didalamnya terdapat belasan gadis lainnya termasuk Yuan Er.

Gadis-gadis yang terkurung itu tidak berdaya meratapi nasib mereka. Bahkan ada pula yang stres dengan keadaan yang menimpa dirinya, hingga terlihat seperti orang yang tak punya harapan untuk hidup.

Diantara mereka semua hanya ada seorang gadis yang terlihat tetap tenang serta tabah akan bencana yang menimpa.

Sedangkan Yuan Er yang tadinya sangat terpukul dengan apa yang dialaminya terlihat sedikit tegar oleh karena tidak ada lagi jalan lain untuk membebaskan diri selain pasrah akan keadaan.

Melihat Yuan Er yang begitu tegar membuat salah seorang gadis tersentuh hatinya.

"Apakah engkau memiliki latar belakang yang sama dengan Aku?"

Tanya gadis itu sembari memegang pundak Yuan Er. Sedangkan tatapannya teralihkan pada seorang pria yang berdiri diluar dari pada kurungan itu.

Yuan Er sama sekali tidak menghiraukan pertanyaannya, membuat gadis itu bingung.

Gadis itu mengerutkan dahinya serta menganggukan kepalanya pelan. Tatapan matanya kembali teralihkan pada Yuan Er.

"Apakah engkau tidak memiliki orangtua, sama seperti Aku?"

Yuan Er menatap gadis itu sesaat sebelum mengalihkan pandangannya pada gadis-gadis lain yang berada disitu.

Sedikit demi sedikit tetesan air mata Yuan Er mulai membasahi pipinya oleh karena dia memikirkan kedua orang tuanya, sahabat, kerabat serta semua kisah yang telah dilewatinya.

Yuan Er kemudian mengalihkan pandanganya kembali kepada gadis itu dengan tatapan yang berkaca-kaca.

"Tidak… Kedua orang tuaku masih ada... tapi setelah ini...."

Jawabnya terhenti.

Gadis itu menatap Yuan Er sesaat, sebelum tatapannya menjadi kosong.

"Kau... Kau sungguh sudah gila..."

Gadis berkata diikuti tawa.

Seketika tingkah gadis itu berubah drastis. Dia yang awalnya terlihat baik-baik saja kini seperti orang gila.

Sedangkan Yuan Er tidak menghiraukan gadis itu oleh karena perasaanya masih kacau.

Melihat itu, salah seorang penjaga kurungan menjadi geram.

"Diam!."

Bentak salah seorang penjaga kurungan dengan raut wajah yang sangat geram membuat beberapa gadis di dalam kurungan diam tak bernyali.

Namun sebagian gadis lain tidak mendengarkannya serta terus mengolok-olok penjaga itu hingga membuat dirinya semakin terpancing untuk melakukan sesuatu yang senonoh kepada gadis-gadis yang tidak mendengarkan perintahnya.

Tetapi dia sendiri tidak memberanikan dirinya sebab takut akan kemarahan pemimpin mereka.

"Lihat gadis itu,"

Pinta salah seorang penjaga kurungan kepada temannya. Sedangkan tatapan matanya sangat tajam mengarah pada salah seorang gadis yang duduk bersila menatap mereka berdua secara bergantian.

"Apa yang ingin kau lakukan,"

Balas penjaga yang lainnya menatap temannya dengan tatapan mata yang sangat sipit.

"Bukan ini waktu yang tepat untuk menikmatinya?"

"Bodoh... Sudah berapa kali aku mengatakan kepadamu bahwa ruangan ini dilengkapi pengawasaan yang sangat ketat, dan kita disini hanyalah sebagai lambang agar gadis-gadis itu tidak membuat kekacauan."

Dia kemudian mengambil guci arak dan melemparkannya ke arah pria itu.

"Nikmatilah apa yang ada dihadapanmu jikalau engkau tidak ingin tewas di tangan bajinagn sialan itu."

Dia kemudian mengambil guci arak lagi yang telah diminum setengah dari isinya dalam perjalanan mereka dan meminumnya sampai habis.

Sedangkan penjaga yang tadinya menghampiri gadis-gadis yang berada di dalam kurungan itu pun mengurungkan niatnya.

More Chapters