Cherreads

Chapter 4 - Pola di Balik Kegelapan

Luka dari cakar Stalker Fiend terasa membakar, pengingat konstan akan kerapuhan tubuh barunya. Ren beringsut, mencari celah di antara bebatuan jurang yang menjulang, tempat ia bisa bersembunyi. Ia menemukan ceruk kecil yang nyaris tak terlihat, cukup untuk meringkuk. Di sana, dikelilingi kegelapan pekat yang kini bisa ia lihat dengan jelas, ia menjilat lukanya yang aneh. Darah kentalnya memiliki kilau keunguan samar.

Pikirannya terus-menerus kembali pada bisikan Abyss dan Pola Panggilan Abyss yang tertanam di benaknya. Melahap Stalker Fiend saat itu terasa lebih menjanjikan, lebih cepat, tetapi kata-kata "tidak efisien" masih menggema. Ia harus mengikuti jalan yang ditawarkan Abyss. Namun, bagaimana caranya? Ia tidak memiliki tangan yang cekatan untuk menoreh pola, hanya cakar tumpul yang baru tumbuh.

Malam-malam di Layer Lima Ratusan adalah siklus sunyi yang didominasi oleh perburuan. Ren menghabiskan waktu bersembunyi, mengamati. Ia melihat makhluk Tier 1 Rendah seperti Gnasher merangkak di dasar jurang, mencari remah-remah. Ia melihat Stalker Fiend Tier 1 Kuat bergerak dalam kelompok, mengintai mangsa yang lebih besar. Ada juga makhluk-makhluk Tier 2 Rendah, seperti Armored Crawler raksasa yang bergerak lambat namun perkasa, yang sesekali berpatroli, membuat makhluk yang lebih rendah terpencar.

Ren mengamati bagaimana para predator itu bergerak, bagaimana mereka melahap mangsa mereka, dan bagaimana mereka kadang-kadang meninggalkan jejak energi aneh di tempat mangsa mereka tewas. Jejak itu redup, nyaris tak terlihat, tapi Ren bisa merasakannya. Itulah sisa-sisa energi yang tak terserap, bukti dari inefisiensi yang Abyss bicarakan. Seolah-olah, setiap kali makhluk melahap yang lain, ada "sisa" yang tidak sepenuhnya terpakai, menghambur ke udara, menunggu untuk diserap oleh Abyss itu sendiri.

Dengan tubuhnya yang masih lemah, Ren tahu ia tidak bisa langsung menantang makhluk besar. Ia fokus pada kelangsungan hidup. Ia menemukan cara untuk memakan lumut Abyss yang tumbuh di dinding lembab, atau menggali akar-akar berserat yang terasa menjijikkan namun memberikan sedikit energi. Setiap kalori berharga.

Perlahan, tubuh Ren mulai beradaptasi dengan lingkungan keras ini. Sendi-sendinya tidak lagi terlalu kaku, gerakannya sedikit lebih lincah. Cakarnya mulai menunjukkan tanda-tanda penajaman, dan kulitnya terasa sedikit lebih resisten terhadap goresan. Ini bukan peningkatan Tier, hanya adaptasi dasar terhadap keberadaannya yang baru.

Suatu hari, Ren menemukan sesuatu yang menarik—sebuah formasi batu alam yang secara aneh menyerupai bagian dari Pola Panggilan Abyss yang ia lihat di benaknya. Itu bukan ukiran, hanya kebetulan geologis. Namun, saat Ren menyentuhnya, bisikan Abyss menjadi lebih kuat. "Salurkan. Hubungkan. Beri. Aku. Makan."

Sebuah ide terbentuk. Jika ia tidak bisa menoreh pola itu dengan sempurna, bisakah ia menggunakan pola alami ini sebagai titik fokus? Ia beringsut mencari mangsa. Setelah berjam-jam bersembunyi dan mengintai, Ren berhasil menemukan seekor Gnasher yang terpisah dari kawanannya, jauh lebih lemah dan kecil dari Stalker Fiend. Dengan serangan yang lebih terkontrol, ia melumpuhkan Gnasher itu, tidak membunuhnya, tapi membuatnya tak berdaya.

Dengan hati-hati, ia menyeret Gnasher yang lumpuh itu ke formasi batu yang menyerupai pola. Ren meletakkan Gnasher di tengah-tengah formasi. Ia lalu mencoba memfokuskan energi, seperti yang ia rasakan dari bisikan Abyss. Ia memejamkan mata iblisnya, membayangkan pola di benaknya, dan mencoba menghubungkan pola itu dengan Gnasher yang terbaring.

Sensasi itu aneh. Ada tarikan, seperti energi Gnasher yang ditarik keluar, sedikit demi sedikit, tidak sepenuhnya diserap oleh Ren, melainkan oleh pola itu sendiri, dan kemudian, ke dalam jurang. Itu tidak seefisien yang ia bayangkan dari visi Abyss, tapi jauh lebih baik daripada melahap langsung.

Abyss berdengung, nadanya seperti kepuasan, namun juga ada sedikit kekecewaan yang tersirat. "Dasar. Kau mengerti. Tetapi... tidak sepenuhnya."

Ren merasakan sedikit energi masuk ke dalam dirinya, dorongan kecil yang lebih bersih. Bukan lompatan kekuatan besar, tapi sebuah konfirmasi. Ia telah menemukan cara. Ini adalah langkah pertama menuju penguasaan ritual, sebuah proses yang akan jauh lebih lambat dan sulit dari yang ia bayangkan. Peningkatan kekuatan di Abyss tidak datang dengan mudah; itu harus diperjuangkan dengan setiap tetes energi, setiap detik adaptasi.

More Chapters