Cherreads

Chapter 6 - Sarangerak dan Panggilan yang Mengusik

Rasa lapar yang tak pernah sepenuhnya reda menjadi teman setia Ren. Setiap Gnasher yang ia serap melalui ritual, betapapun efisiennya cara itu, hanya memberikan sedikit peningkatan. Ia telah menghabiskan apa yang terasa seperti berminggu-minggu, mungkin berbulan-bulan di Abyss, melakukan ritual kecil ini berulang kali. Tubuhnya memang lebih kuat dari saat pertama ia bangkit—cakarnya lebih tajam, kulitnya sedikit lebih tebal, dan gerakannya lebih mulus—tapi ia masih di Tier 1 Rendah, hanya sedikit di atas Gnasher. Ia membutuhkan sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih besar, untuk membuat lompatan yang berarti.

Bisikan Abyss, suara purba yang kini menjadi konstanta di benaknya, tidak pernah berhenti. "Lebih. Besar. Butuh. Lebih." Suara itu adalah penggerak, mendorongnya untuk terus maju, untuk tidak pernah puas dengan stagnasi. Ini adalah filosofi jurang itu sendiri: hanya yang tumbuh yang akan bertahan.

Dorongan untuk menjelajah menjadi tak tertahankan. Ren merasa ia harus menemukan sumber daya yang lebih besar, mangsa yang lebih tangguh. Ia bergerak lebih jauh dari ceruk persembunyiannya yang sempit, menyelam lebih dalam ke labirin bebatuan Layer Lima Ratusan. Kegelapan tetap menjadi selimutnya, dan ia mengandalkan indra barunya yang tajam—pendengaran yang mampu menangkap gemerisik paling halus dari kristal Abyss di kejauhan, penciuman yang bisa membedakan aroma darah segar dari bangkai tua, dan penglihatan inframerah yang menembus kegelapan mutlak.

Landskap Abyss semakin aneh dan bervariasi seiring ia melangkah. Ada area di mana bebatuan bercahaya samar dengan pola-pola aneh yang tampaknya terbentuk secara alami, memancarkan getaran energi yang unik. Ren kadang-kadang berhenti di dekatnya, merasakan energi itu meresap ke dalam tubuhnya, memberikan sedikit dorongan kecil yang menyenangkan, seperti mengisi ulang baterai. Ia menyadari bahwa jurang itu sendiri hidup dan berdenyut dengan energi. Beberapa area terasa lebih panas, memancarkan uap belerang, sementara yang lain diselimuti oleh lumut-lumut aneh yang memancarkan cahaya redup, membentuk hutan jamur raksasa yang tampak seperti mimpi buruk.

Ia juga mulai melihat jejak-jejak keberadaan yang lebih tua, lebih purba dari makhluk-makhluk yang berkeliaran di Layer Lima Ratusan. Ada reruntuhan-reruntuhan yang diukir dari batu Abyss yang mengeras, dengan simbol-simbol kuno yang samar-samar terlihat. Struktur-struktur ini tidak dibangun oleh tangan-tangan primitif seperti Chasm Dwellers, melainkan oleh peradaban yang jauh lebih maju, entitas yang mungkin pernah hidup di kedalaman jurang ini atau ditarik masuk dari dunia lain. Ren tidak tahu tujuan mereka, tetapi ia merasakan kekuatan yang terkandung di dalam batu-batu itu, bisikan masa lalu yang telah tenggelam dalam kehampaan Abyss.

Di salah satu area yang lebih luas, Ren merasakan peningkatan signifikan dalam kepadatan energi dan suara. Gemuruh konstan memenuhi udara, bukan hanya dari pergerakan makhluk, melainkan suara-suara yang lebih kompleks: geraman terorganisir, benturan logam (atau tulang) yang berulang, dan lolongan yang menunjukkan komunikasi yang lebih dari sekadar naluri. Aroma darah, kotoran, dan sesuatu yang menyerupai asap aneh dari pembakaran organik, menusuk hidungnya.

Ini dia. Sarangerak.

Ren bergerak hati-hati, bersembunyi di balik formasi batu raksasa, mengamati. Itu bukanlah kota dalam pengertian manusia, melainkan sebuah aglomerasi brutal dari rongga-rongga batu yang diukir kasar, ceruk-ceruk alami yang diperluas, dan tumpukan tulang-tulang mangsa yang menjulang tinggi, membentuk pemukiman yang kacau balau namun berdenyut dengan kehidupan. Ribuan makhluk Abyss bergerak di setiap sudut, menciptakan sebuah pasar yang mengerikan, arena pertarungan, dan kamp dasar yang besar.

Sebagian besar penghuninya adalah Chasm Dwellers. Mereka adalah makhluk bipedal dengan postur bungkuk, kulit bersisik yang gelap dan keras seperti batu basal, tanduk tumpul atau tajam yang menonjol dari kepala mereka, dan mata merah menyala yang memancarkan kecerdasan dasar. Mereka berbicara dengan geraman dalam, desisan, dan bahasa tubuh yang jelas menunjukkan dominasi dan kepatuhan. Ren memperkirakan sebagian besar Chasm Dwellers berada di Tier 1 Kuat hingga Tier 2 Rendah. Mereka menggunakan perkakas primitif—senjata dari tulang yang diasah, perisai dari kulit yang dikeringkan, atau alat-alat kasar untuk menggali dan mengolah bangkai.

Selain Chasm Dwellers, Ren juga melihat makhluk lain. Beberapa Bone Collector (Tier 2 Rendah) bergerak lambat, menyelinap di antara tumpukan tulang, mengais sisa-sisa dan menganyamnya menjadi perisai atau bahkan baju zirah kasar untuk diri mereka sendiri. Mereka adalah pemulung, dan mereka tampak tak terlalu agresif kecuali diprovokasi. Ada juga Shadow Lurker (Tier 2 Tengah), makhluk ramping dan gesit yang menyatu sempurna dengan kegelapan, hanya terlihat sebagai kerudung samar jika bergerak. Mereka tampaknya lebih suka menyendiri, berburu di pinggir Sarangerak, dan hanya masuk ke dalam untuk mencari mangsa atau menghindari predator yang lebih besar.

Suara Abyss di benak Ren berdengung dengan kepuasan. "Mereka tumbuh. Mereka memberi makan. Mereka adalah bagian dari...ku."

Ren mengamati ritual-ritual kecil yang dilakukan oleh kelompok Chasm Dwellers. Mereka akan mengorbankan Gnasher atau Stalker Fiend yang lebih lemah di atas ukiran kasar di tanah, melolong ke dalam kegelapan. Sebuah cahaya ungu redup akan muncul, dan mereka akan merasakan sedikit peningkatan kekuatan. Itu adalah ritual yang sangat tidak efisien, membuang sebagian besar energi, namun cukup untuk mempertahankan hierarki mereka. Ren menyadari bahwa Pola Panggilan Abyss yang ia pelajari dari bisikan Abyss adalah versi yang jauh lebih efisien dan kuno, sebuah metode "premium" untuk memberi makan jurang.

Di antara Chasm Dwellers yang tak terhitung jumlahnya, ada beberapa yang menonjol. Mereka adalah yang terbesar, yang paling kuat, dengan tanduk yang lebih besar dan aura yang lebih pekat. Mereka adalah pemimpin kelompok, mendominasi area tertentu di Sarangerak, dan menerima persembahan dari pengikut mereka. Ren dapat merasakan aura mereka—mereka berada di Tier 2 Kuat atau bahkan mendekati Tier 3 Lemah. Yang paling menonjol adalah Malakor, seorang Chasm Dweller dengan tanduk spiral raksasa dan bekas luka di sekujur tubuhnya. Auranya adalah yang terkuat yang Ren rasakan di Layer Lima Ratusan, sebuah kehadiran yang menekan. Malakor adalah penguasa tak terbantahkan di Sarangerak.

Ren, dengan auranya yang masih terasa "asing" dan "baru lahir" meskipun ia berusaha menyembunyikannya, harus sangat berhati-hati. Setiap kali ia terlalu dekat, beberapa pasang mata akan menoleh ke arahnya, mencium sesuatu yang berbeda, sesuatu yang anomali. Itu seperti alarm yang berbunyi secara internal bagi makhluk-makhluk Abyss yang sensitif.

Saat ia terus mengamati dari bayangan, Ren merasakan gelombang energi yang berbeda. Ini bukan dari makhluk lokal Abyss. Rasanya seperti sebuah tarikan eterik yang datang dari jauh, dari atas, dari luar jurang. Itu adalah sensasi yang pernah ia rasakan sebelumnya, di saat-saat terakhirnya di Bumi, sebelum ia diseret ke jurang. Itu adalah panggilan dari dunia lain.

Kali ini, panggilannya lebih kuat, lebih terfokus. Sebuah lubang kecil terbuka di kehampaan di atas Sarangerak, seukuran telapak tangan, berpendar dengan cahaya kebiruan yang menyilaukan di tengah kegelapan Abyss. Dari celah itu, samar-samar terlihat sekilas pemandangan yang aneh: hutan lebat berwarna hijau zamrud, pedang yang berkilauan di bawah matahari yang asing, dan aura kekuatan yang aneh—bukan Abyss, bukan pula kekosongan. Itu adalah dunia lain. Lalu, sebuah bisikan melintasi celah itu, kata-kata yang tidak ia pahami, namun mengandung hasrat putus asa untuk kekuatan, untuk pembalasan, untuk kehancuran.

Sebuah Chasm Dweller yang cukup kuat, seorang pemimpin kecil di Tier 2 Kuat, berdiri di bawah celah itu, melolong dan mengangkat tangannya yang bercakar, seolah menjawab panggilan itu. Ia mengorbankan seekor Armored Crawler yang masih hidup, melemparkannya ke dalam formasi aneh di tanah. Cahaya ungu meledak, berinteraksi dengan cahaya biru dari celah.

Celah itu menutup secepat ia muncul, meninggalkan Ren dalam kebingungan yang lebih besar. Abyss tidak hanya menerima persembahan dari makhluk di dalamnya. Ia juga merespons panggilan dari luar. Ini adalah bagian dari sistemnya. Sebuah gagasan yang menakutkan dan menarik melintas di benak Ren. Jika ia bisa mendengar panggilan ini, jika ia bisa menjadi semakin kuat, bisakah ia suatu hari menjadi salah satu entitas yang menjawab panggilan itu? Bisakah ia melihat dunia lain, bahkan jika hanya sebagai instrumen kehancuran bagi Abyss?

Abyss berdengung di benak Ren, suaranya kini terasa seperti gumaman raksasa yang puas. "Mereka haus. Mereka memberi. Aku menerima. Mereka adalah jalan bagi kehancuran."

Ren menyadari. Para Chasm Dwellers ini, meskipun mereka pikir mereka memanfaatkan Abyss, sebenarnya adalah alat. Mereka melakukan panggilan, mengorbankan jiwa, dan Abyss menerima energi, tidak peduli dari mana asalnya. Dan sebagai imbalan, sebagian kecil dari energi itu dikembalikan kepada pemanggil dan, mungkin, kepada makhluk Abyss terdekat yang beresonansi. Ini adalah simbiosis yang parasit. Semakin banyak panggilan, semakin besar Abyss tumbuh. Semakin banyak peradaban di luar yang mencoba memanfaatkan kekuatan jurang, semakin kuat pula jurang itu sendiri.

Melihat sistem ini bekerja, rasa ingin tahu Ren semakin besar. Ia bukan hanya ingin menjadi kuat, ia ingin memahami. Siapa yang membuat panggilan itu? Apa yang terjadi setelah makhluk Abyss menjawab panggilan tersebut? Dan bagaimana ia, Ren, bisa menjadi bukan hanya alat, tetapi pengendali dari koneksi ini?

Dengan setiap pengamatan, setiap ritual yang ia lakukan sendiri di ceruknya, dan setiap detak jantung Abyss yang ia rasakan, Ren semakin menyadari bahwa ia adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar. Sarangerak adalah mikrokosmos dari sebuah konflik kosmik, tempat ia kini menemukan dirinya di garis depan.

Ren memutuskan. Ia harus lebih dari sekadar Tier 1 Rendah. Ia harus naik level, dan ia harus melakukan itu dengan efisien. Ia akan mulai menargetkan makhluk Tier 1 Kuat seperti Stalker Fiend. Itu akan menjadi risiko yang jauh lebih besar daripada Gnasher, tapi ia tidak punya pilihan. Setiap lompatan Tier adalah tantangan yang berlipat ganda, dan ia harus memulainya sekarang.

More Chapters